Berapa Lama Waktu Yang Tepat Untuk Hold Saham

Berapa Lama Waktu Yang Tepat Untuk Hold Saham?

Setiap investor akan membeli saham untuk menghasilkan uang. Namun, setelah membeli investasi dan mendapatkan peningkatan jumlah uang tunai Berapa lama kita menyimpan saham di daftar kita?

Jika disimpan lebih lama, dikhawatirkan harga saham tersebut akan turun hingga merugi. Ini juga bisa berarti bahwa kita kehilangan kesempatan untuk menghasilkan lebih banyak uang karena kita sedang terburu-buru untuk menjual stok kita segera. Pertanyaan berapa lama menyimpan saham seperti itu pasti ada di benak para investor di mana-mana.

Investor pertama kali dapat ditemukan di forum diskusi yang menanyakan tentang “haruskah kita tetap menahan atau mengambil untung sekarang?”. Namun, investor berpengalaman akan menyadari bahwa tidak ada orang lain yang akan memberikan jawaban yang tepat tentang waktu terbaik untuk memegang saham.

Mengapa? karena lamanya waktu suatu saham akan dipegang akan bergantung pada strategi investasi setiap investor, yang akan mencakup jangka waktu investasi (time frame) serta target keuntungan (take profit) serta toleransi kerugian (cut loss). ) serta dasar-dasar yang berbeda.

Durasi Stock Hold Berdasarkan Periode Investasi

Misalnya, investor A bisa mulai menabung saham dengan rencana investasi jangka panjang, mengumpulkan saham-saham unggulan, seperti Unilever (UNVR), Bank Mandiri (BMRI) dan Telkom (TLKM). Fluktuasi harga saham-saham ini dalam jangka pendek biasanya lambat, namun akumulasi jangka panjang dari saham-saham ini akan besar, dengan tambahan dividen tahunan.

Dalam skenario ini, investor A dapat merencanakan untuk menyimpan sahamnya selama tiga sampai lima tahun atau bahkan lebih lama.

Berlawanan dengan pedagang B yang membeli saham di bawah strategi keuntungan cepat, yang berarti membeli saham yang diakui oleh dealer untuk diakuisisi terlepas dari situasi fundamentalnya. Saham bisa naik dengan cepat dan jika ramalannya tidak akurat, bisa juga turun dengan cepat. Dalam skenario ini, pedagang B harus memutuskan durasi memegang saham dalam beberapa hari.

Jika seorang investor A mengikuti tujuan harian dari trader B tetapi gagal memenuhi target hariannya, dia mungkin tidak mencapai pengembalian maksimum atas investasinya. Jika trader B meniru jangka waktu holding untuk investor A, modal investasinya dapat dikunci dalam saham gocap, yang tidak dapat dijual sampai diperintahkan untuk dikeluarkan di bursa. Memang benar bahwa durasi optimal memegang investasi ditentukan oleh rencana awal dan motif mengapa kamu membeli saham tersebut.

Durasi Stock Hold Time Berdasarkan Take Profit/Cut Loss Plan

Mari kita lihat skenario dalam kasus pedagang B. Dia telah membuat keputusan untuk menyimpan stok selama beberapa hari. Setelah membeli saham pada hari yang sama, harga melonjak hingga 5 persen. Apakah kamu menyimpannya sampai beberapa waktu kemudian atau langsung menjualnya?

Masalah tidak akan menjadi perhatian ketika strategi trading kamu dari trader B memiliki tujuan profit tertentu (take loss). Jika rencana trading menentukan bahwa take profit adalah 5%, maka dia dapat segera memutuskan bahwa dia ingin mengambil keputusan untuk memperdagangkan saham sesegera mungkin.

Jika rencana perdagangan membutuhkan take-profit rata-rata yaitu 15%, pedagang mungkin memutuskan untuk meletakkan rencana di ruang tunggu selama beberapa hari.

Bagaimana cara menentukan target profit? Pedagang dapat menggunakan analisis teknis, atau bahkan memantau tindakan dealer. Dalam kedua kasus tersebut, faktor kuncinya adalah pedagang dapat menentukan ambang batas kerugian sebelum membeli saham.

Durasi Stock Hold Time Berdasarkan Kondisi Fundamental

Investor A mungkin enggan untuk menetapkan tujuan keuntungan yang berupa beberapa persentase. Jumlah pembayaran tahunan bisa sulit ditentukan. Dalam skenario ini, pemegang saham dapat menentukan periode kepemilikan saham berdasarkan kondisi saham.

Berbagai faktor fundamental dapat mempengaruhi waktu penahanan saham, misalnya:

1. Prospek bisnisnya telah mengalami perubahan besar. Misalnya, kamu membeli stok beras dengan harapan kebutuhan pasokan pangan akan terus meningkat dan pemerintah akan menghentikan impor. Namun ternyata pemerintah terus mengimpor beras dari luar negeri sehingga harga tetap rendah.

2. Ada banyak kompetisi potensial di bidang yang sama. Hal ini biasanya karena kemajuan teknologi termasuk perusahaan warnet (warnet) yang tidak lagi beroperasi karena semakin populernya ponsel pintar dan laptop.

3. Manajemen melakukan kesalahan dan berisiko mempengaruhisituasi keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Misalnya, misalkan perusahaan memutuskan untuk mendivestasikan bisnis intinya untuk membayar kewajiban anak perusahaan yang tidak prospektif.

Prinsip dasar dari sebuah investasi adalah kenyataan bahwa seseorang harus menahan sahamnya sampai saham tersebut terus menguntungkan dan/atau belum mencapai potensi keuntungan maksimumnya. Namun, seorang investor tidak harus menyimpan saham tersebut ketika sedang menguntungkan atau telah mencapai potensi keuntungan tertinggi.

Cuan Membutuhkan Waktu dan Rencana

Hal penting yang harus diperhatikan oleh calon investor adalah bahwa mengumpulkan keuntungan dari setiap perusahaan membutuhkan ketidakpastian, namun memungkinkan untuk membuat strategi investasi.

Pelaku pasar dan investor tidak boleh tergiur untuk menjual saham yang baru naik satu inci namun belum mencapai tujuan profit.

Namun berhati-hatilah untuk tidak “mendorong” untuk menahan saham yang jelas-jelas menurun dan tidak dapat menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang diharapkan.

Ini mungkin tampak seperti banyak pekerjaan. Namun, kamu tidak akan kebingungan jika sudah terbiasa membeli saham menggunakan rencana awal.

Sebelum kamu membeli investasi apa pun, kamu harus membuat catatan panjang tentang alasan kamu memilih saham, bersama dengan target kamu untuk strategi untung dan rugi. Jika kamu ingin melacak perkembangan masa depan, mudah untuk melacak:

1. Apakah motif di balik pembelian saham masih berlaku? Jika masih berlaku, kamu dapat menyimpan saham tersebut. Jika sudah kedaluwarsa maka kamu harus melepasnya.

2. Apakah target take profit tercapai? Jika belum terpenuhi, kamu boleh menyimpan saham tersebut. Jika kamu mencapai tujuan ini berarti mungkin sudah waktunya untuk membuang stok.

3. Apakah harga saham benar-benar jatuh di bawah jumlah yang dipotong? Jika kamu masih belum pada cut loss, teruslah bertahan tidak peduli berapa banyak harga yang turun. Jika kamu sudah mencapai cut loss, segera ambil tindakan tanpa penundaan.