Investasi dalam saham menyiratkan bahwa jumlah uang yang diterima investor tidak dijamin. Hal ini disebabkan fakta bahwa di pasar saham, ada sesuatu yang dikenal sebagai risiko atau ketidakpastian yang berbeda. Berdasarkan konsepnya yaitu “High-Risk High Return” artinya semakin besar risiko yang diambil investor maka semakin menguntungkan return (pengembalian) yang diterima dan sebaliknya yang benar. Teori ini merupakan hasil alami dari bisnis dan investasi.
Sederhana, risiko tinggi pengembalian tinggi adalah hubungan antara risiko dan pengembalian saat berinvestasi. Meskipun sederhana, banyak investor tidak mempertimbangkan gagasan pengambilan risiko dan pengembalian yang tinggi ketika membuat keputusan investasi mereka, memastikan bahwa banyak investor mengalami kerugian.
Pengertian High Risk High Return
Secara umum, High Risk High Return dapat didefinisikan sebagai semakin besar tingkat risiko suatu saham tertentu dapat menghasilkan jumlah pengembalian atau keuntungan yang lebih tinggi.
Investor dikondisikan ketika mereka berinvestasi dalam bisnis dengan risiko yang lebih tinggi agar mereka akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari investasi mereka.
Namun ketika seorang investor menginvestasikan uangnya dalam investasi berisiko rendah dan menerima pengembalian yang lebih rendah, jumlah uang yang akan dia capai juga akan lebih rendah juga dikenal sebagai pengembalian rendah berisiko rendah. Artinya, risiko memiliki korelasi linier positif dalam kaitannya dengan pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi. Semakin besar return yang diharapkan maka semakin besar juga risiko yang harus ditanggung oleh investor.
Konsekuensi dari Teori High-Return Berisiko Tinggi
Kita semua tahu bahwa dalam mengelola bisnis atau investasi, ada peluang untuk menghasilkan uang, tetapi ada juga bahaya yang perlu diwaspadai.
Menurut model High-Risk High Return Jika terdapat ketidakpastian atau risiko pada jumlah yang lebih rendah, maka return-nya juga akan lebih rendah. Sebaliknya, jika ketidakpastian berada pada tingkat yang tinggi, maka investor kemungkinan akan memperoleh keuntungan yang besar pula.
Banyak investor saham tertarik dengan prospek membeli saham tanpa mempertimbangkan dasar-dasarnya. Paling sering, mereka menempatkan uang mereka di saham sampah, berharap mereka akan melihat kenaikan harga ke tingkat yang dikenal sebagai harga ARA (Penolakan Otomatis Atas) dalam hitungan waktu, yaitu minimal 25 persen.
Namun, investor saham lupa bahwa saham yang digoreng dengan kemungkinan ARA mungkin juga berisiko memicu ARB (Bottom autorejection) yang berarti biaya turun setidaknya 25% dalam sehari. Ada kemungkinan mengalami ARB sering sepanjang hari.