Saat ini, investasi syariah menjadi alternatif bagi warga negara Indonesia yang ingin berinvestasi sesuai aturan Islam. Produk Investasi Syariah yang diyakini bebas dari riba serta kontrak jual beli yang jelas dan memiliki pengelolaan uang Islami, dan diarahkan untuk tujuan sosial. Namun, meski berdasarkan syariah, semua kegiatan investasi tidak lepas dari risiko. Apa saja potensi risikonya? Pelajari cara melakukan investasi Islami.
Potensi Hasil Yang Fluktuatif
Jika kamu seorang investor, kamu harus menyadari bahwa hasil investasi Islam tidak dapat diprediksi. Hal ini disebabkan karena hasil investasi selalu bergantung pada naik turunnya harga surat-surat berharga di pasar modal. Jika kondisi pasar menurun, pengembalian investasi juga cenderung menurun. Dan sebaliknya. Oleh karena itu, jangan mengandalkan investasi yang dilakukan berdasarkan aturan Islam untuk selalu menguntungkan. Masih ada risiko yang terkait dengan investasi, seperti halnya investasi tradisional.
Tapi, ini bisa dimanipulasi melalui diversifikasi investasi. Diversifikasi adalah proses penyebaran modal ke dalam berbagai pilihan investasi. Misalnya, kamu menempatkan 30 persen modal kamu ke dalam saham, 20 persen ke obligasi, sisanya 50 persen di pasar uang. Jika harga saham turun dan kamu perlu mengandalkan keuntungan obligasi dan pasar uang yang return-nya cenderung stabil.
Investasi Islam Menurun
Ada kalanya kamu harus siap kehilangan modal. Ini adalah saat investasi kehilangan nilai karena nilai unit, atau saham bergeser sebagai respons terhadap pasar. Jika kamu siap untuk mendapatkan uang dan kamu siap, terima kemungkinan kerugian karena fluktuasi harga di pasar modal. Tidak ada jaminan pengembalian investasi.
Sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi investasi kamu, pertimbangkan untuk memaksimalkannya dalam rencana investasi jangka panjang, misalnya antara tiga dan lima tahun. Dengan menerapkan rencana investasi jangka panjang kemungkinan kerugian karena jatuhnya investasi dapat dikurangi. Pantau terus berita keuangan dan ekonomi terbaru untuk memudahkan pengambilan keputusan investasi.
Risiko Likuiditas
Istilah “likuiditas” mengacu pada kecepatan aset dapat diperdagangkan tanpa mempengaruhi nilainya atau menimbulkan lebih banyak biaya. Semakin cepat kamu memperdagangkan investasi kamu, semakin likuid produk kamu. Hal ini dapat mempengaruhi kecepatan di mana kamu akan dapat memulihkan modal yang kamu investasikan dan keuntungan kamu setelah pengajuan permintaan penjualan.
Sayangnya itu tidak berlaku untuk semua investasi. Tidak semuanya cair. Risiko ketidakpastian selalu ada karena kondisi ekonomi yang tidak menentu serta situasi keuangan usaha dan Manajer Investasi. Jika pasar sedang turun, investor akan membuat permintaan penjualan. Sebaliknya, jika permintaan penjualan banyak, tetapi Manajer Investasi tidak memiliki cashavailable, maka pembagian aset mungkin akan memakan waktu lebih lama.
Belum Tahu Produk Investasi Syariah
Bagi investor, penting untuk mengetahui produk investasi yang akan dibeli. Jangan sampai kamu tidak tahu produknya, mengikuti arus atau serakah karena kinerja sebuah investasi bagus. Terkadang, apa yang tampak baik belum tentu menjadi yang berikutnya. Perlu diingat bahwa nilai investasi dapat berfluktuasi dan turun. Jangan terpaku pada nilai investasi pada waktu tertentu atau hanya mengikuti arus. Pelajari dan teliti secara spesifik kinerja aset sebelum memutuskan untuk membelinya.
Investasi syariah sebenarnya bebas bunga dalam pengelolaannya. Tapi itu tidak berarti itu benar-benar bebas dari kerugian atau risiko. Masih ada risiko karena sifat investasi harus didasarkan pada kondisi pasar dan keuangan. Inilah sebabnya mengapa investor perlu memantau kinerja investasi mereka setiap hari.