Nama Cacing Yang Ada Di Perut Manusia

Perut manusia memang menjadi tempat yang cocok bagi pertumbuhan berbagai jenis cacing. Meskipun terdengar mengerikan, sebenarnya cacing-cacing tersebut tidak selalu membahayakan kesehatan manusia. Namun, pada beberapa kasus, cacing di perut manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Berikut adalah beberapa jenis cacing yang terdapat di dalam perut manusia.

1. Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides adalah salah satu jenis cacing yang paling sering ditemukan di dalam perut manusia. Cacing ini memiliki ukuran yang cukup besar dan panjang, yaitu sekitar 15-35 cm. Ascaris lumbricoides dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam usus besar manusia. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi ascaris lumbricoides adalah diare, mual, dan sakit perut.

2. Enterobius vermicularis

Enterobius vermicularis atau yang lebih dikenal dengan sebutan cacing kremi adalah jenis cacing yang sering ditemukan pada anak-anak. Cacing ini memiliki ukuran yang cukup kecil, yaitu sekitar 0,5-1 cm. Enterobius vermicularis hidup di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal di sekitar anus dan sakit perut.

3. Trichuris trichiura

Trichuris trichiura atau cacing cambuk adalah jenis cacing yang menyebabkan infeksi pada usus besar manusia. Cacing ini memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan enterobius vermicularis, yaitu sekitar 2-5 cm. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi trichuris trichiura adalah diare, mual, dan sakit perut.

4. Taenia saginata

Taenia saginata atau cacing pita sapi adalah jenis cacing yang sering ditemukan pada manusia yang mengonsumsi daging sapi yang belum dimasak dengan baik. Cacing ini memiliki ukuran yang cukup panjang, yaitu sekitar 4-10 meter. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi taenia saginata adalah mual, diare, dan sakit perut.

5. Fasciola hepatica

Fasciola hepatica atau cacing hati adalah jenis cacing yang hidup di dalam hati manusia. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi oleh feses hewan. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi fasciola hepatica adalah demam, sakit perut, dan pembengkakan hati.

6. Ascaris suum

Ascaris suum atau cacing babi adalah jenis cacing yang biasanya terdapat pada hewan babi. Namun, manusia juga bisa terinfeksi oleh cacing ini jika mengonsumsi daging babi yang belum dimasak dengan baik. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi ascaris suum adalah mual, diare, dan sakit perut.

7. Capillaria philippinensis

Capillaria philippinensis adalah jenis cacing yang biasanya ditemukan pada manusia yang tinggal di daerah tropis seperti Filipina dan Thailand. Cacing ini hidup di dalam usus kecil manusia dan dapat menyebabkan gejala seperti diare, mual, dan sakit perut.

8. Opisthorchis viverrini

Opisthorchis viverrini atau cacing hati kecil adalah jenis cacing yang sering ditemukan pada manusia yang tinggal di daerah tropis seperti Thailand dan Laos. Cacing ini hidup di dalam saluran empedu dan dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sakit perut.

9. Hymenolepis nana

Hymenolepis nana atau cacing pita kecil adalah jenis cacing yang sering ditemukan pada anak-anak. Cacing ini memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu sekitar 1-2 cm. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi hymenolepis nana adalah diare dan sakit perut.

10. Diphyllobothrium latum

Diphyllobothrium latum atau cacing pita ikan adalah jenis cacing yang biasanya terdapat pada ikan yang hidup di air tawar. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika mengonsumsi ikan yang belum dimasak dengan baik. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi diphyllobothrium latum adalah mual, diare, dan sakit perut.

11. Gnathostoma spinigerum

Gnathostoma spinigerum adalah jenis cacing yang biasanya terdapat pada ikan dan daging hewan yang belum dimasak dengan baik. Cacing ini dapat memasuki tubuh manusia melalui kulit atau makanan yang terkontaminasi. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi gnathostoma spinigerum adalah sakit kepala, sakit perut, dan gatal-gatal di kulit.

12. Echinococcus granulosus

Echinococcus granulosus atau cacing pita hydatid adalah jenis cacing yang hidup di dalam tubuh hewan seperti anjing dan domba. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika terpapar dengan feses hewan yang terinfeksi. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi echinococcus granulosus adalah demam, sakit perut, dan pembengkakan hati.

13. Anisakis simplex

Anisakis simplex atau cacing pita ikan adalah jenis cacing yang terdapat pada ikan yang hidup di air laut. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika mengonsumsi ikan yang belum dimasak dengan baik. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi anisakis simplex adalah mual, diare, dan sakit perut.

14. Taenia solium

Taenia solium atau cacing pita babi adalah jenis cacing yang terdapat pada hewan babi. Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika mengonsumsi daging babi yang belum dimasak dengan baik. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi taenia solium adalah mual, diare, dan sakit perut.

15. Paragonimus westermani

Paragonimus westermani atau cacing paru-paru adalah jenis cacing yang hidup di dalam paru-paru manusia. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi oleh feses hewan. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi paragonimus westermani adalah batuk, demam, dan sesak nafas.

16. Ancylostoma duodenale

Ancylostoma duodenale atau cacing tambang adalah jenis cacing yang hidup di dalam usus kecil manusia. Cacing ini hidup dengan cara menempelkan diri pada dinding usus kecil dan menghisap darah manusia. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi ancylostoma duodenale adalah kelelahan, pucat, dan diare.

17. Strongyloides stercoralis

Strongyloides stercoralis adalah jenis cacing yang hidup di dalam usus kecil manusia. Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit atau makanan yang terkontaminasi. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi strongyloides stercoralis adalah gatal-gatal, diare, dan sakit perut.

18. Necator americanus

Necator americanus atau cacing tambang Amerika adalah jenis cacing yang hidup di dalam usus kecil manusia. Cacing ini hidup dengan cara menempelkan diri pada dinding usus kecil dan menghisap darah manusia. Beberapa gejala yang muncul akibat infeksi necator americanus adalah kelelahan, pucat, dan diare.

19. Fasciolopsis buski

Fasciolopsis buski adalah jenis cacing yang hidup di dalam usus besar manusia. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi oleh feses hewan. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi fasciolopsis buski adalah diare, mual, dan sakit perut.

20. Schistosoma japonicum

Schistosoma japonicum atau cacing bulat hati adalah jenis cacing yang hidup di dalam hati manusia. Cacing ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terkontaminasi oleh air yang terinfeksi. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi schistosoma japonicum adalah demam, sakit perut, dan pembengkakan hati.

Kesimpulan

Meskipun terdengar mengerikan, sebenarnya cacing-cacing yang ada di dalam perut manusia tidak selalu membahayakan kesehatan manusia. Namun, pada beberapa kasus, cacing di perut manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Oleh karena itu, kamu perlu selalu menjaga kebersihan makanan dan lingkungan sekitar agar terhindar dari infeksi cacing.

FAQ

1. Bagaimana cacing masuk ke dalam perut manusia?

Cacing bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses hewan yang terinfeksi, atau melalui kulit yang terpapar dengan air atau tanah yang terkontaminasi feses hewan yang terinfeksi.

2. Apa saja gejala yang muncul akibat infeksi cacing di perut manusia?

Gejala yang muncul akibat infeksi cacing di perut manusia berbeda-beda tergantung pada jenis cacing yang menyebabkan infeksi. Beberapa gejala yang sering muncul adalah diare, mual, sakit perut, gatal-gatal, demam, dan pembengkakan hati.

3. Bagaimana cara mencegah infeksi cacing di perut manusia?

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi cacing di perut manusia antara lain adalah selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memasak makanan dengan baik, meminum air bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

4. Apakah semua jenis cacing di perut manusia membahayakan kesehatan?

Tidak semua jenis cacing di perut manusia membahayakan kesehatan. Beberapa jenis cacing seperti cacing tambang dan cacing pita tidak selalu menyebabkan gejala yang serius pada manusia. Namun, beberapa jenis cacing seperti echinococcus granulosus dan schistosoma japonicum dapat menyebabkan penyakit berbahaya jika tidak segera ditangani.

5. Apa yang harus dilakukan jika terinfeksi cacing di perut manusia?

Jika kamu mengalami gejala yang mungkin disebabkan oleh infeksi cacing di perut manusia, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan jenis cacing yang menyebabkan infeksi.

6. Apakah cacing di perut manusia bisa menular ke orang lain?

Cacing di perut manusia bisa menular ke orang lain melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses yang terinfeksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga kebersihan makanan dan lingkungan sekitar agar terhindar dari infeksi cacing.

7. Apakah cacing di perut manusia bisa sembuh?

Ya, cacing di perut manusia bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Namun, penting untuk segera melakukan pengobatan jika kamu mengalami gejala yang mungkin disebabkan oleh infeksi cacing di perut manusia. Jangan menunda-nunda pengobatan karena dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

8. Apakah cacing di perut manusia bisa dicegah dengan vaksin?

Tidak ada vaksin yang dapat mencegah infeksi cacing di perut manusia. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan selalu menjaga kebersihan makanan dan lingkungan sekitar, serta memasak makanan dengan baik.

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Yuk, jaga selalu kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar agar terhindar dari infeksi cacing di perut manusia.