Pengertian Saham Repo Dan Saham Waran

Pengertian Saham Repo Dan Saham Waran

Saham Repo

Pilihan lain yang dapat dipertimbangkan investor untuk berinvestasi di saham adalah Repurchase Agreement alias Repo. Repos adalah pinjaman yang termasuk perjanjian yang menggunakan saham atau sekuritas sebagai jaminan. Jika peminjam tidak dapat membayar tepat waktu, pemberi pinjaman memiliki hak untuk mengambil saham yang dijaminkan dari peminjam.

Keuntungan repo berupa bunga tetap. Sebagai contoh, saham Repo A memiliki bunga 12 persen, dan investor memperoleh tingkat bunga 1% per bulan. Ketika bulan berakhirnya Repo, pokok dikembalikan.

Risiko Investasi Repo

Investasi yang dilakukan dengan model Repo tentu saja memiliki risiko. Dalam kasus repo, itu jatuh tempo dan perusahaan yang meminjam uang gagal membayar kembali pinjamannya. Selain itu, investor mencoba menjual saham, dan harga saham anjlok. Hasil dari penjualan kurang dari jumlah awal yang diinvestasikan oleh investor.

Artinya, pinjaman dengan agunan saham hanya mencakup 50 persen dari nilai saham yang diagunkan. Jika diketahui bahwa nilainya menurun drastis, peminjam dapat mencadangkan hingga 50 persen dari nilai saham yang dijadikan jaminan. Dalam situasi tertentu ada saham yang nilainya bisa turun hingga kurang dari 50 persen.

Saham Waran

Apa itu waran untuk saham? Waran merupakan salah satu instrumen investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang termasuk instrumen derivatif karena merupakan derivatif dari saham. Sebenarnya waran adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham oleh pemegang saham untuk membeli sejumlah “saham biasa” pada tingkat pelaksanaan tertentu di “masa depan” yang akan datang.

Investor yang membeli waran memiliki opsi untuk menebus saham perusahaan dengan harga yang bisa lebih rendah. Ketika mereka dapat berhasil ditebus dengan biaya lebih rendah, investor dapat menuai keuntungan berkali-kali lipat. Jika kamu seorang pemula yang mulai belajar tentang saham, penting untuk mengetahui apa ciri utama dari investasi ini.

Untuk mempermanis rasa makanan kamu.

Salah satu alasan perusahaan menerbitkan waran adalah menarik investor untuk mengejar sahamnya. Karena biaya waran lebih kecil dari harga saham. Misalnya, harga saham PT akan menjadi Rp 200 perak per saham untuk tahun 2020. Mereka menerbitkan waran senilai Rp 20 per saham. Namun, biaya latihan akan menjadi Rp 250.

Jika pada tahun 2020 harga saham PT A naik menjadi Rp500 perak per saham, maka pemegang waran yang diterbitkan perusahaan ini dapat menebusnya dengan harga Rp setara dengan 270 saham. Apa alasannya Rp @ 270 per Saham? Pasalnya, harga eksekusi waran adalah Rp. 250, dan biaya waran adalah Rp. 20. Rp. 250 + Rp. 20 = Rp. 270.

Waran bukanlah aset keuangan

Sebagai waran derivatif memiliki risiko tinggi, dan perubahan nilai seperti pasang surut. Selain itu, mereka bukan aset keuangan seperti saham, dan hanya merupakan “hak untuk membeli saham”. Jika kamu membeli saham, itu sama saja dengan memiliki saham di perusahaan, meskipun kamu hanya memiliki seratus saham atau banyak. Prinsip ini tidak berlaku untuk waran.

Waran memiliki usia tertentu

Salah satu faktor utama yang menurunkan permintaan adalah usia waran. Inilah sebabnya mengapa para pedagang berpikir untuk menjualnya sesegera mungkin. Semakin mendekati kedaluwarsa, nilai waran kemungkinan akan menjadi nol, dan jika tidak dibayar kembali, maka waran tersebut akan dicabut. Jika kamu berencana untuk menjual waran, penting untuk fokus pada peningkatan harga setiap hari. Jangan tunda jual karena Jika harga turun harga bisa turun lebih banyak lagi.

Waran dapat ditebus untuk keuntungan modal

Manfaat lain dari waran adalah capital gain, selain memiliki opsi untuk menebus saham dengan harga tertentu. Harga waran berfluktuasi dan turun karena waran dijual di pasar normal, seperti halnya saham. Kamu bisa mendapatkan keuntungan dari volatilitas harga waran untuk keuntungan.

Waran perdagangan tidak mendukung penolakan otomatis

Jika fluktuasi harga saham dianggap tidak wajar dan terjadi proses self-rejecting. Apalagi jika harganya turun drastis. Batasan auto reject suatu saham terjadi ketika harga naik atau turun ke level 35. Hal ini tidak berlaku untuk waran yang bisa diturunkan atau dinaikkan hingga ratusan bahkan ribuan persen!

Pada tahun 2019 Waran Seri I PT Bliss Properti Indo Tbk (POSA-W) turun 96 persen setelah diluncurkan dengan harga Rp. 490, dan ditutup pada Rp. 19 di sesi perdagangan awal. Tapi, pada periode perdagangan kedua, langsung naik dan naik menjadi Rp350 per saham, naik 1.700 hanya dalam waktu satu jam! Jika kamu meletakkan Rp 1 juta dengan membeli waran POSA-W selama waktu itu dalam beberapa menit dana kamu adalah Rp 17.000.000!