Negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah menjalin kerja sama di bidang investasi yang telah terjalin sejak tahun 2012. Salah satu jenis kerja sama yang dilaksanakan adalah di bidang pasar modal.
Berdasarkan Jurnal Narotama terbitan September 2020 Pasar modal merupakan salah satu dari 18 langkah aksi Masyarakat Ekonomi ASEAN di bidang yang merupakan bagian dari Program Kerja Investasi 2016 hingga 2025.
Potensi pasar modal yang ada di Asia Tenggara ditentukan oleh keunggulan indeks harga gabungan yang lebih tinggi dari inflasi. Keuntungan yang terjadi setiap bulan di pasar modal dihasilkan dari informasi harian indeks harga saham semua negara yang berada di Asia Tenggara yang dikonversikan ke dalam rupiah.
Dari tahun 2013 hingga 2018 telah diamati bahwa keuntungan pasar modal lebih rendah di Indonesia, Laos, Malaysia, Thailand, dan Singapura jauh lebih rendah dengan adanya inflasi yang tinggi.
Keuntungan dari pasar modal di Kamboja dan Filipina serta Vietnam mirip dengan inflasi. Namun jika dilihat dari perbedaan rata-rata keuntungan keuntungan pasar modal lebih besar dibandingkan dengan tingkat inflasi di Vietnam.
Sektor Investasi yang Menguntungkan di Asia Tenggara
Di era pasar terbuka saat ini yang diterapkan oleh negara-negara di Asia Tenggara, kebebasan impor dan ekspor barang dan jasa di atau dari Indonesia kini jauh lebih mudah. Artinya, kamu harus jeli menentukan sektor apa yang paling diuntungkan dari kerja sama ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN, yaitu:
Pasar saham
Pasar saham merupakan daya tarik yang sangat menarik bagi mereka yang tinggal di Asia Tenggara. Pasalnya, akan banyak proyek yang dibiayai pemerintah untuk menyambut datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Subsektor yang berpeluang mendatangkan keuntungan bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal Asia Tenggara adalah infrastruktur serta ritel dan konsumen yang kemungkinan akan menikmati masa depan yang cerah di tahun-tahun mendatang.
Namun, kamu harus mengevaluasi kinerja perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di suatu entitas.
Startup
Penyakit COVID-19 meningkatkan laju digitalisasi di seluruh kawasan Asia Tenggara sehingga industri informasi dan teknologi menjadi sektor yang semakin penting. Seperti yang kamu lihat, pengguna online yang aktif di kawasan Asia Tenggara terus bertambah setiap tahunnya.
Di sisi lain, tampaknya pemerintah Indonesia semakin mendorong start up dan start up, khususnya yang berstatus unicorn atau decacorn, untuk mampu bersaing di pasar modal tanah air.
Penawaran umum perdana yang dilakukan oleh para pelaku usaha rintisan dinilai berdampak positif di bursa masing-masing negara guna mendongkrak nilai kapitalisasi pasar mereka.
Subsektor startup yang diperkirakan membutuhkan dana besar adalah sistem perdagangan online (e-commerce) dan sektor teknologi keuangan (fintech) dan sektor transportasi berbasis internet, serta teknologi pendidikan (ed-tech).
Modal usaha
Selain munculnya perusahaan rintisan atau start-up di Asia Tenggara, permintaan terhadap perusahaan rintisan juga meningkat. Di kawasan Asia Tenggara, semakin banyak bisnis yang berfokus pada pembiayaan startup. Seperti yang kita ketahui bersama, bisnis start-up membutuhkan sejumlah modal, baik sebagai hasil dari investasi maupun pinjaman.
Di Indonesia sendiri, sejumlah pemodal ventura berinvestasi di startup di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara, termasuk East Venture, Alpha JWC Ventures, EMTEK Group, Ideosource dan banyak lagi. Portofolio dana modal ventura yang berasal dari Indonesia terdiri dari Kredivo, Traveloka, Berrybenka, Tokopedia, Bukalapak dan masih banyak lagi.
Pertanian
Bila kamu mempertimbangkan fakta bahwa Asia Tenggara terletak di zona khatulistiwa Bukan hal yang aneh jika banyak wilayah di Asia Tenggara diberkahi dengan tanah yang subur, sehingga memiliki potensi besar untuk industri pertanian.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara diajak bekerjasama dalam rangka ekspor dan impor barang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing bangsa.
Sejumlah negara Asia Tenggara juga memberikan insentif menarik bagi investor dari luar negeri untuk berinvestasi di industri dan pertanian seperti potongan pajak, potongan biaya, dan lain sebagainya.
Bisnis Waralaba
Peluang investasi menguntungkan lainnya yang tersedia di kawasan Asia Tenggara ini adalah bisnis waralaba. Investasi yang lebih nyaman mengalir baik dari luar negeri maupun dalam negeri dan semakin banyak peluang bagi pengusaha untuk mengembangkan bisnis mereka melalui pembukaan bisnis di seluruh kawasan Asia Tenggara ini.
Beberapa contohnya adalah model waralaba kuliner yang diciptakan oleh Ruben Onsu. Ini adalah model yang disebut Geprek Bensu yang sudah dapat diakses di seluruh Malaysia dan juga Thailand. Namun ada gerai Alfamart yang dapat diakses di seluruh Filipina.
Peluang waralaba tersedia bagi warga negara Indonesia yang ingin mengembangkan usahanya dan memperluas operasinya secara internasional. Hal ini dikarenakan preferensi pasar di Indonesia dapat dijadikan sebagai acuan pemasaran produk di kawasan Asia Tenggara. Kawasan Asia Tenggara, yang mirip dengan masyarakat lokal.